Eugenika, Akhir Kekhilafan Pendidikan

Ketika Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan Nomor 9 Tahun 2009 dibatalkan Mahkamah Konstitusi, saya sempat tidak menyadari bahwa ada kekhilafan yang telah dikoreksi.
Saya yakin Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) adalah hasil pemikiran para akademisi dari perguruan tinggi. Namun, bagaimana mungkin sumbangan itu justru melahirkan produk hukum yang mengkhianati rakyat dan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945?
Saya pun yakin idealisme sebagian besar pendidik di perguruan tinggi belum tergadaikan untuk menjadikan lembaga pendidikan tinggi sebagai ”industri jasa pendidikan”.
Maka, menurut saya, memang tidak mudah menjalankan amanat UU Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) tanpa kekhilafan.
Oleh karena itu, tulisan ini
lebih mengungkapkan kekhawatiran terhadap kekhilafan dunia pendidikan yang dapat membuat kita tanpa sadar keliru dan berakhir pada ”eugenika”.

Read More...

Mengelola Politik Karisma

Demokrasi politik meniscayakan karisma dan hingga kini kita masih menyimak banyak fenomenanya. Di Indonesia, misalnya, tak hanya Megawati Soekarnoputri yang mempertegas posisinya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, tetapi juga Susilo Bambang Yudhoyono yang restunya diyakini sangat menentukan siapa pucuk pimpinan Partai Demokrat.
Di Thailand, demonstran ”Kaus Merah” yang menggegerkan pentas politik yang demikian masif tak lepas dari efek karisma mantan PM Thaksin Shinawatra. Di AS pun, hadirnya Barack Obama sebagai presiden juga tak dapat dielakkan dari karisma.
Dalam khazanah sosiologi politik, Max Weber pernah menjelaskan adanya otoritas karismatis, yang terkait dengan persepsi adanya individu yang memiliki karakter pribadi dan ”kesucian” luar biasa, heroik, serta berdimensi kewahyuan. Otoritas karismatis ini bersifat familial dan ”keagamaan” (religious). Otoritas tradisional bersifat patriarkal, patrimonial, dan feodal. Otoritas legal lebih terkait pada aspek hukum dan kenegaraan modern dan bersifat birokratis.

Read More...

Gayus dan Patologi Birokrasi

Vices, maladies, and sickness of bureaucracy constitute bureaupathologies. They are not individual failings of individuals who compose organizations but the systematic shortcomings of organizations that cause individuals within them to be quilty of malpractices. (Gerald E Caiden, 1991).
Gayus Tambunan mendadak saja menjadi orang yang terkenal saat ini di Indonesia. Bukan karena prestasinya di birokrasi meningkatkan penerimaan pajak, melainkan justru karena perbuatannya telah memperkokoh keyakinan tentang buruknya birokrasi Indonesia.
Tidak semua birokrat seperti Gayus, tetapi kelemahan sistem organisasi seperti dituliskan oleh Caiden—seorang pakar ternama reformasi administrasi—telah membentuk citra menyeluruh mengenai buruknya birokrasi Indonesia.

Read More...

Ideologi Media Massa

Media massa hampir selalu berada dalam impitan dua kepentingan. Kepentingan pertama, bisnis. Kepentingan kedua, idealisme.
Di tengah dua kepentingan itu sangat sulit bagi konsumen pers mengharap sajian media massa yang tidak berpihak. Sajian pers Indonesia pun tidak terlepas dari kapitalisme media di satu sisi, dan euforia publik di sisi lain. Euforia publik dan kapitalisme media itu dibentuk oleh terpaan globalisasi dan hedonisme, yang mengakibatkan kesenjangan komunikasi antara pengelola lembaga media, dengan berbagai pemangku kepentingannya.
Perbedaan mindset antara pemilik dan pengelola pers dengan konsumen pers merupakan embrio kegagalan media massa membangun human dignity di tengah kehidupan individu dan masyarakat. Salah satu dampaknya adalah lubernya aksesibilitas pers dalam membentuk, mengarahkan, dan mengendalikan opini publik, yang tak diimbangi akuntabilitas eksternal media massa sebagaimana seharusnya.

Read More...

Budaya Hidup Bersih di Grobogan

KEBERHASILAN Kabupaten Grobogan memperbaiki peringkat perolehan Adipura beberapa tahun terakhir  ini, haruslah kita syukuri. Hal itu mengingat tahun-tahun sebelumnya kendati telah bekerja keras untuk memperbaiki peringkat, hasilnya masih jauh dari harapan masyarakat. Baru beberapa tahun terakhir inilah dapat memperoleh hasil menggemberikan. Kesuksesan itu menjadikan daerah ini menjadi salah satu yang diperhitungkan dalam persaingan meraih penghargaan tersebut.

Apalagi saat ini Grobogan terus berbenah. Bekerja keras untuk memperbaiki 20 titik atau kawasan yang menjadi penilaian. Terutama areal pasar, sekolah, jalan raya, dan terminal. Bila kerja keras ini selalu konsisten dilaksanakan, maka tidak mustahil ke depan daerah ini dapat meraih prestasi terbaik.

Read More...

Budaya dan Karakter Bangsa

JIKA kita menapaki Hopkins Memorial Steps di Massachusetts terbaca jelas inkripsi yang puitis: Climb high / Climb far / Your goal the sky / Your aim the star.

Mendidik adalah menyentuh masa depan. Manusia bisa meraih lebih dari sekadar sepanjang tangannya. Tatkala Aristoteles ditanya apa bedanya orang yang terdidik dengan orang yang tidak berpendidikan, jawabannya amat menyengat: ‘’Sama saja membandingkan orang hidup dengan orang mati’’.

Francis Bacon, filsuf Inggris pernah menyatakan bahwa knowledge is power. Tidak ada batas usia untuk belajar, menimba ilmu, menambah pengetahuan. Makin banyak kita belajar, semakin sadar kita akan banyaknya rahasia alam yang belum terungkap. Apa yang sudah kita ketahui bisa diibaratkan beberapa butir pasir di pantai yang luas.

Read More...

Proses Teaching with Love

PALING tidak kita mempunyai dua pengalaman dalam mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu masa rezim Soekarno dan di masa rezim Soeharto. Pada masa demokrasi terpimpin dan pada era demokrasi Pancasila. Yang pertama dikenal dengan cara program santiaji dalam rangka nation and character building, atau membangun karakter bangsa, dan yang kedua dilaksanakan lewat program penataran P4, yang berisi pedoman, penghayatan, dan pengamalan Pancasila.

Keduanya dilaksanakan lewat jalur pendidikan formal dalam kerangka kurikulum sekolah, ataupun dalam jalur pendidikan nonformal atau luar sekolah.

Read More...

Melihat Artikel dibayar Rp 300,00 - Rp 3.000,00. Siapa Yang Mau?

Kemarin baru jalan-jalan di sebuah forum.  Di forum tersebut dijelaskan bahwa ada program baru, kaya PTC, namun bayarannya super mahal.  Kalo PTC biasa bayarannya adalah 300, namun PTC yang ini bayarannya antara 300 - 3000 wow.... Saya sudah mencobanya dan nilai terbesarnya adalah 3.000 rupiah, kalo aslinya sih $0.3 wow...



20 X 500 = 10.000 sehari
20 X 500 X 30 = 300.000 sebulan
20 X 500 X 12 = 3.600.000 setahun
20 x 500 x 12 x 5 = 18 JUTA LIMA TAHUN
wow fantastik
Ingin mencoba silakan daftar saja di sini :


KLIK DISINI UNTUK MENDAFTAR



untuk caranya download Ebook saya di bawah :
DOWNLOAD EBOOK






Read More...